top of page

Dinda.... Kereta+Perempuan Hamil+Path

Senin, 5 Mei 2013 | SMS Team

 

 

Kalian yang menggunakan social media Path pasti sudah akrab dengan kisah tentang Dinda yang mengomentari kekesalannya kepada ibu hamil yang meminta tempat duduk di akun path-nya. Siapa yang mengira bahwa postingan tersebut menjadi olok-olokan publik di media sosial. Banyak pengguna path yang akhirnya me-repath foto tersebut dan akhirnya dalam jangka waktu yang singkat foto komentar Dinda tersebar dan Dinda memperoleh banyak kecaman dari banyak pihak akibat komentarnya tersebut. 

 

Setelah mengetahui bahwa postingan komentar kebenciannya kepada ibu hamil ramai dibicarakan, tak lama setelahnya Dinda mengungkapkan alasannya. 

 

""Path gw nyebar gara-gara statement ibu hamil ya. ayo monggo yang judge gw ngerasain dulu tiap hari naik kereta terus tiap hari berangkat abis subuh cuma biar dapat tempat duduk. emang lo semua pada ngerti kaki gw pincang gara-gara geser tulangnya. gak kan. makanya gue bela-belain berangkat jam 5 pagi buat dapet tempat duduk. eh tiba-tiba ada ibu hamil baru masuk kereta jam 7 pagi. gue udah lari-larian jam 5 pagi jangan pada maunya cuma dingertiin doang para ibu. emang gue belum hamil tapi kaki gue sakit aja gw ngerti ga mau nyusahin orang kok. plis sama-sama dong kita saling ngerti jangan mau enaknya doang ya ibu-ibu. ayo yang ngejudge ikut saya ya berangkat dari rumah saya jam 5 naik kereta tiap hari dari rumah saya 1 kali naik ojek trus 2 kali naik angkot lho ke stasiun. ikutin aja rutinitas saya tiap hari kalau enggak ada komen apa-apa berarti saya yang berlebihan. hehe," kata Dinda dalam akun Path-nya.

 

Sekali lagi, postingan tersebut justru membuat Dinda semakin menjadi bahan perbincangan dan olok-olokan di media sosial terutama path. Akibatnya, banyak para pengguna yang akhirnya membuat foto parodi humoris (meme) tentang Dinda. Seperti: 

Bukan hanya di kecam melalui foto-foto tersebut tapi juga Dinda banyak dikomentari oleh pejabat pemerintahan. Menurut Sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar menuturkan, remaja yang seperti itu masuk kategori masyarakat individualistik. "Remaja itu termasuk orang yang tak peduli orang lain dan hanya mementingkan dirinya, itu tak seusai kultur Indonesia. Kemungkinan besar pergaulan atau bahkan keluarganya bermasalah," ujarnya

 

Maraknya penyebaran 'status' di sosial media menjadi perhatian pengamat TI, Heru Sutadi. Dirinya mengatakan, masyarakat pengguna aktif sosial media seringkali tidak sadar bahwa dirinya tidak hanya menjadi pembaca informasi, tapi juga sumber berita.

 

"Sosial media itu kan basisnya seperti Citizen Journalism. Tiap-tiap orang tidak hanya membaca informasi, tapi dia juga jadi sumber berita orang lain, tanpa sadar," ujarnya melalui sambungan telepon, baru-baru ini.

 

"Terkadang kita merasa orang-orang yang berteman dengan kita di sosial media adalah orang-orang yang berada dalam circle kita, atau orang-orang yang dekat dengan kita, yang diharapkan tidak akan menyebarkan apapun yang kita tulis. Tapi saat ini ada teknologi screen capture yang membuat orang-orang dengan mudah mengabadikan tulisan kita dan menyebarluaskannya," tambah dia.

 

"Ia juga mengimbau para pengguna sosial media agar lebih hati-hati dalam menulis dan berpendapat di dunia maya. "Orang yang ingin menulis di sosial media harus lebih berhati-hati dalam mengungkapkan pendapatnya, dengan digitalisasi informasi, apapun bisa tersebar dengan cepat, yang bisa saja merugikan kita sendiri," tandas Heru.

 

Setelah perbincangan tentang Dinda ini semakin besar akhirnya Dinda dalam akun Path-nya mengungkapkan kekhilafannya dan meminta maaf pada semua orang yang merasa dirugikan olehnya. Ia juga berterima kasih kepada semua orang yang telah menyadarkannya....

Dari kasus Dinda ini, kita juga bisa belajar mengambil pelajaran terkait dengan menggunakan sosial media.

 

Beware guys!

Let's Be Smart SocMed User!

 

 

 

Sumber: 

http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kata-abg-tak-kenal-empati-ibu-hamil-soal-statusnya-di-path.html

 

http://news.metrotvnews.com/read/2014/04/18/232297/kasus-dinda-kereta-masyarakat-diimbau-hati-hati-gunakan-sosial-media

© 2014 by SMS. Proudly created with Wix.com

bottom of page